Pada jaman
dahulu kala, tepatnya sebelum perang dunia ke 1, hidup sepasang kekasih yang
saling mencintai. Mereka adalah Gungun dan Ana. Sepasang kekasih ini hidup
bagaikan merpati yang sering terbang kesana kemari untuk mencari sebakul nasi.
Gugun tidak mempunyai orang tua, karena dia terlahir dari bongkahan kotoran Naga
lalu dicetak oleh Naga itu sendiri hingga terbentuklah Gugun. Ana pun sama
halnya seperti Gungun, hanya saja dia terlahir saat Naga itu sedang bersin setelah
membuang sebongkah kotorannya lalu mencetak ingusnya hingga lahirlah Ana. Bisa
dibilang mereka adalah keturunan Naga yang menjelma menjadi seorang manusia.
Tapi, meskipun mereka terlahir dari hal yang jorok, wajah mereka tidak sejorok
kotoran ataupun ingus naga. Gugun yang nama panjangnya adalah Gugun Gunaga
mempunyai wajah seperti Ari Wibowo yang sedang keselek biji salak, dan Ana yang
nama panjangnya adalah Ana Marianaga mempunyai wajah seperti Donita jika
dilihat menggunakan sedotan dari Yogyakarta ke Bandung.
Kedua pasangan
ini mempunyai kesukaan yang berbeda dari yang lain. Mereka secara bersamaan
sangat menyukai binatang sejenis monyet, baik itu orang utan, kera sawah
ataupun kingkong gua. Kegemarannya pada hewan ini membuat mereka berangan-angan
ingin menjadi seperti monyet. Tapi ternyata, takdir berkata lain. Mereka malah
ditakdirkan mirip seperti Ari Wibowo yang sedang keselek biji salak dan Donita
kalo diliat pake sedotan dari Yogyakarta ke Bandung. Disamping itu mereka
sangat hobi memakan kue, terutama kue yang dibuatkan oleh Sang Naga.
Mereka sekarang
tinggal di gua Naga, gua yang berada didaerah Wakakamo yang selama ini menjadi
tempat tinggal Naga yang telah menciptakan mereka. Hidup mereka damai, Naga itu
seperti binatang tua (orang tua) untuk mereka, Naga itu selalu menjaga,
memberikan makanan dan merawat meraka. Naga itu memberikan asuhan layaknya
orang tua asli, dari mulai mendidik, mengajarkan ilmu agama sampai
menyekolahkan mereka berdua di SD, SMP hingga SMA. Kelihaian sang Naga untuk
merawat Gugun dan Ana menjadikan mereka berdua memiliki pribadi yang sopan dan
santun, mereka berdua disukai oleh warga sekitar termasuk Kepala Suku Wakakamo
yang bernama Paleho.
Hari pun
berganti demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahu hingga akhirnya
setelah mereka menginjak 17 tahun, mereka memutuskan untuk menikah diusia muda.
Sang Naga yang dahulu menciptakannya menjadi wali sekaligus saksi saat mereka
melakukan prosesi pernikahan itu. Mereka berdua pun mengucapkan ikrar sehidup
semati di depan kepala suku Wakakamo yang bernama Paleho. Rumah Kepala Suku Wakakamo
tak jauh tempat tinggal Gungun dan Ana. Mereka sengaja mengundangnya sebagai
penghulu untuk prosesi pernikahan agar berjalan sesuai dengan peraturan manusia
pada jamannya. Sampai akhirnya prosesi pernikahan Gungun dan Ana selesai dan
berlangsung secara hikmat. Banyak para undangan yang datang, baik dari kaum
Naga, kaum manusia jaman batu dll. Gugun dan Ana sengaja menikah muda karena
tidak mau terjerat dengan sex bebas. Karena dengan menikah semua yang dilakukan
oleg Gugun dan Ana akan halal hukumnya.
Satu minggu
berlalu ketika prosesi pernikahan tersebut, Ana memberitahukan kepada Gungun
bahwa dia tidak ingin mempunyai anak dulu. Ana berfikir, mungkin terlalu dini
untuk memiliki seorang anak, masih ada cita-cita yang ingin dia capai. Banyak
cita-cita yang ingin Ana capai. Dia ingin menggaet gelar sarjana untuk
kehidupannya kelak, kemudian Gugun pun ingin memajukan bisnis ikan asinnya
sampai keseluruh dunia. Umur Ana dan Gugun memang baru 17 tahun, namun
pemikiran mereka sudah jauh lebih dewasa dari umurnya. Semua itu adalah system
pengajaran sang Naga yang diterapkan pada Gugun dan Ana. Selagi mereka kecil,
sang Naga tak henti-hentinya memberikan asuhan layaknya seperti orang tua asli.
Mereka pun dituntut oleh sang Naga untuk mendalami ilmu agama agar tidak
terjerat hal-hal yang berbau tidak baik. Sang Naga sangatlah baik pada mereka,
meskipun ukurannya besar dan mempunyai wajah yang sangar, tapi dia tetap
memperlakukan Gugun dan Ana secara baik.
Suatu hari Ana
bercerita kepada Gugun bahwa kue yang dibuat oleh sang Naga benar-benar enak.
Hari itu sang Naga sangat baik kepada Ana disaat Gungun sedang pergi kepasar
untuk berjualan ikan asin. Naga itu membuatkan sepiring biscuit kepada Ana. Ana
pun kagum dengan rasa biscuit buatan Naga tersebut, karena dia belum pernah
merasakan rasa seenak ini. Saat itulah dia berkata kepada Gugun ingin menjadi
seorang yang bisa membuat kue. Gugun pun berkata kepada Ana dan menyarankan Ana
untuk kuliah dijurusan tata boga specialis pembuatan kue. Sebenarnya sebelum
menikah dan menginjak umur 17 tahun, mereka sempat mengenyam bangku SD, SMP dan
SMA bahkan SLB pun pernah sebagai bahan refreshing. Maka dari itu Gugun sengaja
menawarkan Ana untuk kuliah dijurusan tata boga. Ana pun sangat senang mendengar saran dari
suaminya itu. Saat itu juga dia langsung membuka internet dan menemukan situs
universitas jurusan tata boga yang nama universitas itu adalah UNNISWA atau
singkatan dari Universitas Nissin Wafers. Namun, universitas ini jaraknya
sangat jauh dari rumah. Ana sempat mencari universitas lain namun tidak dia
temukan. Ana pun memberitahukan kepada Gugun bahwa dia telah menemukan
universitas yang dia cari, tapi jaraknya dari rumah mereka berdua sangat jauh.
Setelah Ana
memberitahu Universitas tersebut kepada Gugun, dia pun berfikir, apakah dia
mengizinkan Ana untuk masuk ke universitas itu atau tidak, soalnya posisi
universitas itu sangatlah jauh dari ruamhnya. Saat itu Ana pun bingung akan hal
ini, namun keinginannya untuk masuk ke universitas ini sangatlah dalam. Tapi
disamping itu, dia tidak mau memaksa apalagi berontak terhadap Gugun suaminya,
karena itu adalah dosa besar dan dilarang oleh agama. Lama Gugun berfikir
akhirnya dia mengizinkan Ana untuk kuliah diuniversitas tersebut. Gugun pun
mengizinkan pula Ana untuk ngekost didekat universitas tersebut agar lebih
dekat dengan universitas tersebut. Namun Gugun tak bisa ikut menemani Ana,
karena 1 tahun bahkan 2 tahun kedepan ini bisnis ikan asin dia akan diburu oleh
investor-investor asing, maka dari itu dia untuk sementara tinggal dulu dirumah
bersama Naga yang telah merawatnya.
Dua minggu setelah
keputusan Gugun itu Ana pun berangkat. Dia sempat mengikuti test online untuk
masuk universitas itu, dan kebanyakan testnya mengenai biscuit-biskuit yang ada
diseluruh dunia. Ana pun dengan lancar mengikuti test itu kemudian diterima
oleh pihak universitas. Disamping merasa senang karena Ana bisa masuk
universitas tersebut, Sang Naga pun menangis sebelum kepergian Ana ketempat
universitasnya berada. Dia akan merasakan rindu mendalam kepada Ana. Namun Ana
berusaha menenangkan dan memberitahukan Naga itu, bahwa setelah selesai kuliah
dia akan pulang kesini dan membuat usaha kue bersama Sang Naga dan Gugun
suaminya. Ana pun saat itu berpamitan kepada suaminya, dia minta didoakan agar
selamat sampai tujuan. Gugun pun dengan berat hati melepaskannya kepergian Ana.
Saat itu suasana benar-benar sangat sedih, Sang Naga tak henti-hentinya
menangis karena akan ditinggalkan Ana yang sudah dia anggap sebagai anaknya,
ingusnya pun tak henti-hentinya keluar dari lubang hidungnya yang sebesar
lubang sumur. Gugun pun saat itu memeluk Ana hingga Ana pun kembali memeluknya
dengan erat. Tangisan pun pecah saat pelukan Ana kepada suaminya terlepas,
kemudian saat itu dia pergi menjauh menuju terminal Busways yang ada disebrang
sana. Setelah pergi Gugun pun mengirim SMS kepada Ana bahwa dia sudah membooking
satu tempat kos didekat universitas itu dari teman dekatnya yang berada disana,
dia pun memberi alamat lengkat kosan tersebut agar Ana selamat sampai tujuan
dan tidak nyasar.
Singkat cerita 2
tahun pun berlalu. Bisnis Gugun dibidang perikan asinan berkembang sangat pesat.
Dia merauk keuntungan sangat banyak dari investor-investor luar negri, dia pun
bisa membiayai kuliah Ana selama 2 tahun ini. Selama 2 bulan sekali Gugun
sering datang menjenguk Ana disana untuk mengetahui kabarnya. Hari ini Gugun
memutuskan untuk menyusul Ana kekosannya dan berpamitan dengan Sang Naga dan
Kepala suku Wakakamo. Sang Naga pun kembali menangis ketika dia harus
kehilangan Gugun, ingusnya semakin banyak keluar, sampai-sampai lubang
hidungnya membesar 3x lipat dari ukurang biasanya. Dia akan merasa sedih karena
dengan tidak adanya Gugun dan Ana semuanya akan dia kerjakan sendirian. Paleho Kepala
suku Wakakamo pun memberikan pesan agar tetap beribadah disana dan tidak lupa
kepada Tuhan. Setelah itu Gugun pun pergi dan berjanji kepada Sang Naga bahwa
setelah selesai dia akan segera kembali ketempat ini yaitu kerumahnya.
Setelah menempun
jarak beratus-ratus kilometer, akhirnya sampailah Gugun ditempat kos Ana. Gugun
pun mengambil keputusan untuk tinggal disana dan menemani Ana hingga Ana
diwisuda dan mendapatkan gelar S.BCT. Saat itulah mereka tinggal bersama
dikosan ukurang 3x4. Ana baru saja merampungkan kuliah jurusan tata boganya
selama 4 semester dan hampir 5 semester. Nilai Ana terbilang bagus, dia menjadi
mahasiswi yang mempunyai nilai akademik diatas rata-rata, prestasinya tak perlu
diragukan lagi.selama 4 semester ini Index penilaian Kumulatif atau IPKnya jauh
diatas rata-rata, bahkan bisa melebihin ipk rata-rata. Disemester 3 pun dia
mendapatkan IPK 4,2. Sungguh luar biasa. Gugun pun merasa bangga dengan
prestasi yang diraih oleh isterinya itu.
Gugun adalah
orang yang tidak kerasan jika dia hanya berdia diri dirumah saja tanpa
melakukan sesuatu, terlebih untuk sekarang dia tidak bekerja. Karena seperti
itu, Gugun pun mulai mencari informasi tentang kegiatan apa saja yang ada di
tempat tinggalnya, hingga iya menemukan sebuah kegiatan yang syncron dengan apa
yang didalami oleh istrinya Ana. Saat itu mengikuti pelatihan kemiliteran
didekat tempat merak tinggal. Pelatihan kemiliteran itu bernama Militer Monde
Biskuit. Selama 2 tahun Gugun mengikuti militer yang focus pada pembuatan
biscuit, hingga akhirnya dia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
Disamping itu Ana pun telah menyelesaikan skripsinya diuniversitas itu dengan
judul skripsi “Penggunaan Makanan Ringan Biskuti Untuk Balita dan Manula”.
Hingga akhirnya Ana pun lulus dari universitas tersebut dengan nilai tertinggi
dari mahasiswa lain.
Sang Naga pernah
mengirim SMS kepada Gugun dan Ana, dan dia berkata bahwa dia sangat merindukan
mereka berdua. Gugun pun membalasnya bahwa kami akan pulang kerumah secepatnya.
Seberes Gungun
menjalani kepelatihan sebagai militer monde dan Ana sebagai mahasiswa dijurusan
tata boga biscuit, mereka pun membuka usaha ditempat itu. Usaha meraka tak jauh
dan tak lain adalah biscuit. Awalnya dengan modal pas-pasan mereka bisa memulai
usaha itu dan dalam beberapa minggu dan beberapa bulan, usaha mereka menuaikan
hasil. Usaha mereka laris manis dipasaran meskipun masih berumur muda, para
pejabat setempatpun merasa kagum dengan biscuit buatan Gugun dan Ana. Namun,
saat menginjak bulan ke 5 mereka rugi besar karena kecerobohan pegawai yang
mengakibatkan terjadinya kebakaran diusaha biscuit rumahannya. Keadaan pun
semakin tak menentu selama 2 bulan. Mereka tidak bisa membangun usahanya karena
tak memiliki banyak modal, sampai akhirnya Gugun dan Ana mengirim SMS pada sang
Naga karena akan segera kembali kerumahnya dan berkumpul lagi. Sang Naga sangat
senang mendapatkan kabar itu dan dia mempersiapkan beberapa biscuit sebagai
sajian makanan untuk kedatangan kedua manusia yang paling dia sayang.
Akhirnya tibalah
mereka dirumah yang dulu sudah ditempatinya selama 17 tahun. Sang Naga pun
menyambut mereka berdua dengan sangat bahagia. Gugun dan Ana pun langsung
memeluk Sang Naga yang badanya 10x kali lebih besar dari mereka. Pelukan itu
pun dibalas oleh Sang Naga dan hampir-hampir meremukan tulang mereka berdua
karena saking kangennya Sang Naga itu memeluknya dengan erat. Sang Naga pun
memberika sepiring biscuit kepada mereka berdua, kemudian mereka pun
mencicipinya. Betapa kagetnya Gugun saat pertama kali mencicipi biscuit
tersebut. Dia baru merasakan biscuit selezat ini seumur hidupnya. Gugun pun
terheran-heran, kok Naga yang bisa membuat kue biscuit seenak ini??? Dari situ dan
mulai saat itu seperti ada dorongan untuk Gugun dan Ana melanjutkan bisnis
perbiskuitannya. Gugun sudah bosan untuk berbisnin ikan asin, karena kadang dia
merasa risih dengan bau amisnya, maka dari itu dia bertekad untuk berbisnis kue
biscuit. Terlebih dia telah menyelesaikan kemiliterannya bersama militer Monde
dan Ana telah lulus sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Nissin Wafers
sebagai lulusan S1 tata boga.
Dengan keahlian
mereka berdua, akhirnya mereka bisa membangun sebuah usaha kue biscuit meskipun
dengan modal awal yang sedikit. Secara perlahan mereka memproduksi dan
menjulanya keliling kampung. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Mereka bisa
menghabiskan beberapa bungkus kue untuk dijual. Sang Naga pun ikut membantu
mereka dalam usaha ini dan memberikan trick untuk membuat kue biscuit yang
enak. Sang Naga pun berkata, “jika ingin membuat kue biscuit gunakanlah hatimu,
karena dengan menggunakan hati apapun akan terasa enak dan nikmat. Gugun dan
Ana pun banyak berguru kepada Sang Naga untuk bisa menghasilkan kue yang enak
dan nikmat” sampai akhirnya mereka pun bisa memperbesar usaha kue biscuit
rumahannya. Karena saat itu usahanya sudah besar tapi belum mempunyai nama,
mereka memutuskan untuk memberikan nama kepada produk kue biskuitnya ini.
Awalnya bingung untuk mencari nama apa yang cocok, namun Sang Naga memberikan
saran untuk nama diambil dari kesukaan mereka berdua. Karena kesukaan mereka
berdua adalah monyet, mereka sempat menamai biscuit itu dengan “Monyet Biskuit”.
Perlahan mereka telusuri, kok dengan nama ini seakan-akan seperti makanan
monyet!!! Sampai akhirnya mereka mendapatkan ide untuk nama produknya. Mereka
mengambil sebuah nama awal Khong yang berarti nama belakang dari Kingkhong dan
Guan yang berarti nama panjang dari Gugun dan Ana. Sampai akhirnya terciptalah
sebuah produk kue biscuit yang diberi nama KHONG GUAN. Dari situlah nama produk
kue biscuit Khong Guan dikenal oleh masyarakat banyak.
Ini... erita beneran?
BalasHapus