Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

AWAL MULA KELUARGA BISKUIT KHONG GUAN

Pada jaman dahulu kala, tepatnya sebelum perang dunia ke 1, hidup sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka adalah Gungun dan Ana. Sepasang kekasih ini hidup bagaikan merpati yang sering terbang kesana kemari untuk mencari sebakul nasi. Gugun tidak mempunyai orang tua, karena dia terlahir dari bongkahan kotoran Naga lalu dicetak oleh Naga itu sendiri hingga terbentuklah Gugun. Ana pun sama halnya seperti Gungun, hanya saja dia terlahir saat Naga itu sedang bersin setelah membuang sebongkah kotorannya lalu mencetak ingusnya hingga lahirlah Ana. Bisa dibilang mereka adalah keturunan Naga yang menjelma menjadi seorang manusia. Tapi, meskipun mereka terlahir dari hal yang jorok, wajah mereka tidak sejorok kotoran ataupun ingus naga. Gugun yang nama panjangnya adalah Gugun Gunaga mempunyai wajah seperti Ari Wibowo yang sedang keselek biji salak, dan Ana yang nama panjangnya adalah Ana Marianaga mempunyai wajah seperti Donita jika dilihat menggunakan sedotan dari Yogyakarta ke Bandung.

Kedua pasangan ini mempunyai kesukaan yang berbeda dari yang lain. Mereka secara bersamaan sangat menyukai binatang sejenis monyet, baik itu orang utan, kera sawah ataupun kingkong gua. Kegemarannya pada hewan ini membuat mereka berangan-angan ingin menjadi seperti monyet. Tapi ternyata, takdir berkata lain. Mereka malah ditakdirkan mirip seperti Ari Wibowo yang sedang keselek biji salak dan Donita kalo diliat pake sedotan dari Yogyakarta ke Bandung. Disamping itu mereka sangat hobi memakan kue, terutama kue yang dibuatkan oleh Sang Naga. 
Mereka sekarang tinggal di gua Naga, gua yang berada didaerah Wakakamo yang selama ini menjadi tempat tinggal Naga yang telah menciptakan mereka. Hidup mereka damai, Naga itu seperti binatang tua (orang tua) untuk mereka, Naga itu selalu menjaga, memberikan makanan dan merawat meraka. Naga itu memberikan asuhan layaknya orang tua asli, dari mulai mendidik, mengajarkan ilmu agama sampai menyekolahkan mereka berdua di SD, SMP hingga SMA. Kelihaian sang Naga untuk merawat Gugun dan Ana menjadikan mereka berdua memiliki pribadi yang sopan dan santun, mereka berdua disukai oleh warga sekitar termasuk Kepala Suku Wakakamo yang bernama Paleho.

Hari pun berganti demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahu hingga akhirnya setelah mereka menginjak 17 tahun, mereka memutuskan untuk menikah diusia muda. Sang Naga yang dahulu menciptakannya menjadi wali sekaligus saksi saat mereka melakukan prosesi pernikahan itu. Mereka berdua pun mengucapkan ikrar sehidup semati di depan kepala suku Wakakamo yang bernama Paleho. Rumah Kepala Suku Wakakamo tak jauh tempat tinggal Gungun dan Ana. Mereka sengaja mengundangnya sebagai penghulu untuk prosesi pernikahan agar berjalan sesuai dengan peraturan manusia pada jamannya. Sampai akhirnya prosesi pernikahan Gungun dan Ana selesai dan berlangsung secara hikmat. Banyak para undangan yang datang, baik dari kaum Naga, kaum manusia jaman batu dll. Gugun dan Ana sengaja menikah muda karena tidak mau terjerat dengan sex bebas. Karena dengan menikah semua yang dilakukan oleg Gugun dan Ana akan halal hukumnya.

Satu minggu berlalu ketika prosesi pernikahan tersebut, Ana memberitahukan kepada Gungun bahwa dia tidak ingin mempunyai anak dulu. Ana berfikir, mungkin terlalu dini untuk memiliki seorang anak, masih ada cita-cita yang ingin dia capai. Banyak cita-cita yang ingin Ana capai. Dia ingin menggaet gelar sarjana untuk kehidupannya kelak, kemudian Gugun pun ingin memajukan bisnis ikan asinnya sampai keseluruh dunia. Umur Ana dan Gugun memang baru 17 tahun, namun pemikiran mereka sudah jauh lebih dewasa dari umurnya. Semua itu adalah system pengajaran sang Naga yang diterapkan pada Gugun dan Ana. Selagi mereka kecil, sang Naga tak henti-hentinya memberikan asuhan layaknya seperti orang tua asli. Mereka pun dituntut oleh sang Naga untuk mendalami ilmu agama agar tidak terjerat hal-hal yang berbau tidak baik. Sang Naga sangatlah baik pada mereka, meskipun ukurannya besar dan mempunyai wajah yang sangar, tapi dia tetap memperlakukan Gugun dan Ana secara baik.
Suatu hari Ana bercerita kepada Gugun bahwa kue yang dibuat oleh sang Naga benar-benar enak. Hari itu sang Naga sangat baik kepada Ana disaat Gungun sedang pergi kepasar untuk berjualan ikan asin. Naga itu membuatkan sepiring biscuit kepada Ana. Ana pun kagum dengan rasa biscuit buatan Naga tersebut, karena dia belum pernah merasakan rasa seenak ini. Saat itulah dia berkata kepada Gugun ingin menjadi seorang yang bisa membuat kue. Gugun pun berkata kepada Ana dan menyarankan Ana untuk kuliah dijurusan tata boga specialis pembuatan kue. Sebenarnya sebelum menikah dan menginjak umur 17 tahun, mereka sempat mengenyam bangku SD, SMP dan SMA bahkan SLB pun pernah sebagai bahan refreshing. Maka dari itu Gugun sengaja menawarkan Ana untuk kuliah dijurusan tata boga.  Ana pun sangat senang mendengar saran dari suaminya itu. Saat itu juga dia langsung membuka internet dan menemukan situs universitas jurusan tata boga yang nama universitas itu adalah UNNISWA atau singkatan dari Universitas Nissin Wafers. Namun, universitas ini jaraknya sangat jauh dari rumah. Ana sempat mencari universitas lain namun tidak dia temukan. Ana pun memberitahukan kepada Gugun bahwa dia telah menemukan universitas yang dia cari, tapi jaraknya dari rumah mereka berdua sangat jauh.

Setelah Ana memberitahu Universitas tersebut kepada Gugun, dia pun berfikir, apakah dia mengizinkan Ana untuk masuk ke universitas itu atau tidak, soalnya posisi universitas itu sangatlah jauh dari ruamhnya. Saat itu Ana pun bingung akan hal ini, namun keinginannya untuk masuk ke universitas ini sangatlah dalam. Tapi disamping itu, dia tidak mau memaksa apalagi berontak terhadap Gugun suaminya, karena itu adalah dosa besar dan dilarang oleh agama. Lama Gugun berfikir akhirnya dia mengizinkan Ana untuk kuliah diuniversitas tersebut. Gugun pun mengizinkan pula Ana untuk ngekost didekat universitas tersebut agar lebih dekat dengan universitas tersebut. Namun Gugun tak bisa ikut menemani Ana, karena 1 tahun bahkan 2 tahun kedepan ini bisnis ikan asin dia akan diburu oleh investor-investor asing, maka dari itu dia untuk sementara tinggal dulu dirumah bersama Naga yang telah merawatnya.

Dua minggu setelah keputusan Gugun itu Ana pun berangkat. Dia sempat mengikuti test online untuk masuk universitas itu, dan kebanyakan testnya mengenai biscuit-biskuit yang ada diseluruh dunia. Ana pun dengan lancar mengikuti test itu kemudian diterima oleh pihak universitas. Disamping merasa senang karena Ana bisa masuk universitas tersebut, Sang Naga pun menangis sebelum kepergian Ana ketempat universitasnya berada. Dia akan merasakan rindu mendalam kepada Ana. Namun Ana berusaha menenangkan dan memberitahukan Naga itu, bahwa setelah selesai kuliah dia akan pulang kesini dan membuat usaha kue bersama Sang Naga dan Gugun suaminya. Ana pun saat itu berpamitan kepada suaminya, dia minta didoakan agar selamat sampai tujuan. Gugun pun dengan berat hati melepaskannya kepergian Ana. Saat itu suasana benar-benar sangat sedih, Sang Naga tak henti-hentinya menangis karena akan ditinggalkan Ana yang sudah dia anggap sebagai anaknya, ingusnya pun tak henti-hentinya keluar dari lubang hidungnya yang sebesar lubang sumur. Gugun pun saat itu memeluk Ana hingga Ana pun kembali memeluknya dengan erat. Tangisan pun pecah saat pelukan Ana kepada suaminya terlepas, kemudian saat itu dia pergi menjauh menuju terminal Busways yang ada disebrang sana. Setelah pergi Gugun pun mengirim SMS kepada Ana bahwa dia sudah membooking satu tempat kos didekat universitas itu dari teman dekatnya yang berada disana, dia pun memberi alamat lengkat kosan tersebut agar Ana selamat sampai tujuan dan tidak nyasar.

Singkat cerita 2 tahun pun berlalu. Bisnis Gugun dibidang perikan asinan berkembang sangat pesat. Dia merauk keuntungan sangat banyak dari investor-investor luar negri, dia pun bisa membiayai kuliah Ana selama 2 tahun ini. Selama 2 bulan sekali Gugun sering datang menjenguk Ana disana untuk mengetahui kabarnya. Hari ini Gugun memutuskan untuk menyusul Ana kekosannya dan berpamitan dengan Sang Naga dan Kepala suku Wakakamo. Sang Naga pun kembali menangis ketika dia harus kehilangan Gugun, ingusnya semakin banyak keluar, sampai-sampai lubang hidungnya membesar 3x lipat dari ukurang biasanya. Dia akan merasa sedih karena dengan tidak adanya Gugun dan Ana semuanya akan dia kerjakan sendirian. Paleho Kepala suku Wakakamo pun memberikan pesan agar tetap beribadah disana dan tidak lupa kepada Tuhan. Setelah itu Gugun pun pergi dan berjanji kepada Sang Naga bahwa setelah selesai dia akan segera kembali ketempat ini yaitu kerumahnya.

Setelah menempun jarak beratus-ratus kilometer, akhirnya sampailah Gugun ditempat kos Ana. Gugun pun mengambil keputusan untuk tinggal disana dan menemani Ana hingga Ana diwisuda dan mendapatkan gelar S.BCT. Saat itulah mereka tinggal bersama dikosan ukurang 3x4. Ana baru saja merampungkan kuliah jurusan tata boganya selama 4 semester dan hampir 5 semester. Nilai Ana terbilang bagus, dia menjadi mahasiswi yang mempunyai nilai akademik diatas rata-rata, prestasinya tak perlu diragukan lagi.selama 4 semester ini Index penilaian Kumulatif atau IPKnya jauh diatas rata-rata, bahkan bisa melebihin ipk rata-rata. Disemester 3 pun dia mendapatkan IPK 4,2. Sungguh luar biasa. Gugun pun merasa bangga dengan prestasi yang diraih oleh isterinya itu.

Gugun adalah orang yang tidak kerasan jika dia hanya berdia diri dirumah saja tanpa melakukan sesuatu, terlebih untuk sekarang dia tidak bekerja. Karena seperti itu, Gugun pun mulai mencari informasi tentang kegiatan apa saja yang ada di tempat tinggalnya, hingga iya menemukan sebuah kegiatan yang syncron dengan apa yang didalami oleh istrinya Ana. Saat itu mengikuti pelatihan kemiliteran didekat tempat merak tinggal. Pelatihan kemiliteran itu bernama Militer Monde Biskuit. Selama 2 tahun Gugun mengikuti militer yang focus pada pembuatan biscuit, hingga akhirnya dia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Disamping itu Ana pun telah menyelesaikan skripsinya diuniversitas itu dengan judul skripsi “Penggunaan Makanan Ringan Biskuti Untuk Balita dan Manula”. Hingga akhirnya Ana pun lulus dari universitas tersebut dengan nilai tertinggi dari mahasiswa lain.

Sang Naga pernah mengirim SMS kepada Gugun dan Ana, dan dia berkata bahwa dia sangat merindukan mereka berdua. Gugun pun membalasnya bahwa kami akan pulang kerumah secepatnya.

Seberes Gungun menjalani kepelatihan sebagai militer monde dan Ana sebagai mahasiswa dijurusan tata boga biscuit, mereka pun membuka usaha ditempat itu. Usaha meraka tak jauh dan tak lain adalah biscuit. Awalnya dengan modal pas-pasan mereka bisa memulai usaha itu dan dalam beberapa minggu dan beberapa bulan, usaha mereka menuaikan hasil. Usaha mereka laris manis dipasaran meskipun masih berumur muda, para pejabat setempatpun merasa kagum dengan biscuit buatan Gugun dan Ana. Namun, saat menginjak bulan ke 5 mereka rugi besar karena kecerobohan pegawai yang mengakibatkan terjadinya kebakaran diusaha biscuit rumahannya. Keadaan pun semakin tak menentu selama 2 bulan. Mereka tidak bisa membangun usahanya karena tak memiliki banyak modal, sampai akhirnya Gugun dan Ana mengirim SMS pada sang Naga karena akan segera kembali kerumahnya dan berkumpul lagi. Sang Naga sangat senang mendapatkan kabar itu dan dia mempersiapkan beberapa biscuit sebagai sajian makanan untuk kedatangan kedua manusia yang paling dia sayang.

Akhirnya tibalah mereka dirumah yang dulu sudah ditempatinya selama 17 tahun. Sang Naga pun menyambut mereka berdua dengan sangat bahagia. Gugun dan Ana pun langsung memeluk Sang Naga yang badanya 10x kali lebih besar dari mereka. Pelukan itu pun dibalas oleh Sang Naga dan hampir-hampir meremukan tulang mereka berdua karena saking kangennya Sang Naga itu memeluknya dengan erat. Sang Naga pun memberika sepiring biscuit kepada mereka berdua, kemudian mereka pun mencicipinya. Betapa kagetnya Gugun saat pertama kali mencicipi biscuit tersebut. Dia baru merasakan biscuit selezat ini seumur hidupnya. Gugun pun terheran-heran, kok Naga yang bisa membuat kue biscuit seenak ini??? Dari situ dan mulai saat itu seperti ada dorongan untuk Gugun dan Ana melanjutkan bisnis perbiskuitannya. Gugun sudah bosan untuk berbisnin ikan asin, karena kadang dia merasa risih dengan bau amisnya, maka dari itu dia bertekad untuk berbisnis kue biscuit. Terlebih dia telah menyelesaikan kemiliterannya bersama militer Monde dan Ana telah lulus sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Nissin Wafers sebagai lulusan S1 tata boga. 


Dengan keahlian mereka berdua, akhirnya mereka bisa membangun sebuah usaha kue biscuit meskipun dengan modal awal yang sedikit. Secara perlahan mereka memproduksi dan menjulanya keliling kampung. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Mereka bisa menghabiskan beberapa bungkus kue untuk dijual. Sang Naga pun ikut membantu mereka dalam usaha ini dan memberikan trick untuk membuat kue biscuit yang enak. Sang Naga pun berkata, “jika ingin membuat kue biscuit gunakanlah hatimu, karena dengan menggunakan hati apapun akan terasa enak dan nikmat. Gugun dan Ana pun banyak berguru kepada Sang Naga untuk bisa menghasilkan kue yang enak dan nikmat” sampai akhirnya mereka pun bisa memperbesar usaha kue biscuit rumahannya. Karena saat itu usahanya sudah besar tapi belum mempunyai nama, mereka memutuskan untuk memberikan nama kepada produk kue biskuitnya ini. Awalnya bingung untuk mencari nama apa yang cocok, namun Sang Naga memberikan saran untuk nama diambil dari kesukaan mereka berdua. Karena kesukaan mereka berdua adalah monyet, mereka sempat menamai biscuit itu dengan “Monyet Biskuit”. Perlahan mereka telusuri, kok dengan nama ini seakan-akan seperti makanan monyet!!! Sampai akhirnya mereka mendapatkan ide untuk nama produknya. Mereka mengambil sebuah nama awal Khong yang berarti nama belakang dari Kingkhong dan Guan yang berarti nama panjang dari Gugun dan Ana. Sampai akhirnya terciptalah sebuah produk kue biscuit yang diberi nama KHONG GUAN. Dari situlah nama produk kue biscuit Khong Guan dikenal oleh masyarakat banyak.

1 komentar: